5 Cara Meningkatkan Omzet Dengan Psikologi Marketing


Salah satu kunci penting dalam berbisnis adalah marketing. Sebagai pelaku UKM yang juga melakukan aktivitas marketing, perlu menggunakan pendekatan dari sisi psikologi agar tahu bagaimana karakter target pasar dan apa saja yang menjadi daya tarik mereka ketika membeli sebuah produk.

Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa begitu banyak perusahaan makanan cepat saji seperti McDonald’s dan Burger King menggunakan warna merah dalam logo mereka?

Banyak orang berpendapat bahwa karena secara psikologis, warna merah membuat orang merasa lebih lapar. Sementara yang lain berpendapat bahwa itu hanyalah warna cerah yang menarik perhatian. Apapun alasan sebenarnya, perusahaan-perusahaan tersebut menggunakan strategi psikologi marketing untuk membawa pelanggan berbondong-bondong datang ke tempat mereka.

Kebanyakan pelaku UKM di Indonesia menggunakan 2 teknik marketing yang paling umum yakni BONUS dan DISKON.

Nah kali ini, kami akan bagikan 5 cara meningkatkan penjualan dengan Psikologi Marketing yang patut di coba :

1. Membangkitkan Sisi Emosional Calon Pelanggan

Pernahkah Anda membeli sesuatu hanya karena barang tersebut bisa meningkatkan mood dan membuat Anda bersemangat?

Menurut beberapa Pakar Neuroscience, emosi adalah unsur yang diperlukan dan paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Pertimbangan-pertimbangan seperti bagaimana spesifikasi, fungsi, dan hal teknis lainnya akan dikalahkan oleh emosional seorang pembeli.

Jika selama ini Anda hanya menjelaskan keunggulan produk dan spesifikasi, maka mulai sekarang Anda bisa mulai mengemas keunggulan produk menjadi sebuah cerita yang bisa menyentuh sisi emosional konsumen. Anda bisa mulai dengan membuat konten yang relate dan mengembangkan sebuah cerita yang mengandung unsur bahagia, kecewa, penasaran atau bahkan tertawa lewat pendekatan humor.

Melalui konten, Anda dapat membangkitkan emosional konsumen, mereka akan lebih cenderung membentuk koneksi pribadi dengan brand Anda.

2. Perlihatkan Bukti Sosial ( Social Proof )

Pernahkah Anda melewati cafe atau tempat makan baru dan melihat antrean pengunjung yang ramai dan berpikir, “Wow, cafe itu pasti sangat enak! Kita harus coba pergi ke sana!“. Itu salah satu contoh bukti sosial atau Social Proof.

Untuk memulainya Anda bisa menampilkan review atau rekomendasi dari konsumen, menampilkan sertifikasi produk hingga menampilkan rating dan Trusted Seller jika Anda memasarkan produk di marketplace dan Anda bisa mengoptimalkan penjualan di Facebook, Instagram atau sosial media lainnya.

3. Gunakan Teknik Resiprokal

Pernah gak ketika seseorang memberi kita sesuatu, secara sadar atau tidak sadar kita merasa terdorong untuk mengembalikan sesuatu kepada mereka? Nah seperti inilah teknik Resiprokal bekerja.

Agar konsumen merasa memiliki hubungan yang spesial dengan brand Anda, berikan sebuah timbal balik yang unik dan berkesan bagi mereka seperti berupa hadiah yang unik bagi konsumen kamu yang berulang tahun, menawarkan hadiah gratis kepada pembeli dan lainnya.

4. Manfaatkan Goldilocks Effect

Goldilock Effect secara sederhana dapat di artikan bahwa konsumen merasa menemukan produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan, bukan karena opsi produk termurah atau termahal.

Contoh :
Anda pergi ke Restoran Jepang lalu memesan menu bowl dan ada banyak varian rasa atau topping yang tersedia, seperti yakiniku, blackpapper, dan mayonaise. Akhirnya Anda memilih yakiniku, karena Anda membaca menu terfavorit pilihan konsumen.

Di sinilah peran Goldilock Effect, selain konsumen memilih sesuai dengan selera masing-masing, akan muncul dorongan karena adanya tanda “Top seller”, “Produk Terlaris”, dan tanda lainnya yang semakin memantapkan pilihan konsumen ketika memilih produk Anda.

5. Buat Kesan “Takut Ketinggalan” atau Fear Of Missing Out ( FOMO )

Salah satu penerapan FOMO adalah dengan memberitahukan kepada konsumen bahwa Anda hanya memiliki jumlah produk yang terbatas atau membuat urgensi penjualan suatu produk hanya dalam jangka waktu satu hari. Anda dapat menyakinkan konsumen bahwa waktu yang tepat untuk membeli produk Anda adalah: sekarang.

Contoh : Penggunaan kalimat “Jangan Lewatkan!”, “Limited Edition“.

Selain 5 cara di atas ada beberapa prinsip psikologi marketing yang bisa diterapkan seperti Decoy Effect yang dapat mendorong konsumen untuk memilih desired outcome dan biasanya merupakan pilihan yang paling menguntungkan.

Apapun cara yang akan Anda pilih, pastikan sesuai dengan kemampuan bisnis atau budgeti bisnis dan sesuai dengan karakter target market Anda agar strategi yang dipilih tepat sasaran.

Semoga bermanfaat dan salam sehat selalu.